Seyyed Hossein Nasr: Tradisi Musik dalam Islam
It is terror and sorrow. It is wonder in wonder. In that world canons cease to exist. – Nasr, tentang
It is terror and sorrow. It is wonder in wonder. In that world canons cease to exist. – Nasr, tentang
Adakalanya, saya menyerah pada perangkap makna–seperti halnya judul tulisan ini. Tiga konsep tertulis: Sensual Reason, Noise, Music, bukan tanpa padanan
Suatu sore, saya menemukan diri berada di hadapan setumpuk esai yang harus saya periksa dan beri komentar. Namun, setelah memeriksa
Pembicaraan tentang mikropolitik Gilles Deleuze menjadi menarik untuk diulas karena beberapa perihal. Pertama, tentu karena penulisnya adalah filsuf “antik” yang
Nama Gabriela Mistral tidak dapat dipisahkan dari dunia kepenyairan mengingat kiprahnya sebagai penyair Latin pertama yang memenangkan nobel sastra pada
“The minimum definition of science, therefore, implies invariably the existence of general laws” – Bronislaw Malinowski, A Minimum Definition of
Sekalipun mulut disumpal, tangan diborgol, membaca dilarang, makanan diracuni, hingga tidur pun kerap dirongrong sipir, tak menjadi kendala bagi Mumia
Ketertarikan saya untuk mengkaji ragam estetika Islam berawal ketika beberapa saat lalu saya dibuat merinding oleh rubaiyat karya Omar Khayyam.
Tidak banyak yang saya tahu tentang literatur Afrika. Benua itu terasa begitu jauh walaupun saya tinggal di Bandung – sebuah
“Aku menghormatinya dengan mengajaknya adu argumentasi. Aku menghormatinya dengan menghantam pikiran-pikirannya yang ternyata banyak keliru. Aku pikir dia akan merasa