What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet. (Romeo and Juliet, 1600)
Manusia biasa memberi nama pada semua hal yang berada disekelilingnya, bukan karena mereka tahu, tetapi sebaliknya. Satu nama yang terlihat sederhana—menimbulkan kesan adanya sebuah unitas representasional, sebuah situasi ideal dan asali dari sebuah signifikasi metafisik—sebenarnya sangatlah kompleks dan rumit. Reduksi gagal dalam pemaknaan terjadi setiap saat dan tak akan berakhir.
Pendefinisian yang berujung pada kegagalan merupakan hal yang patut diapresiasi dan bukan disesali. Sebuah awal bagi halaman baru, sebuah harapan akan kegagalan yang lebih baik, entah sebagai sampah-sampah masa lalu yang akan kita pinggirkan sementara ataukah sebagai fondasi baru yang akan kita coba perkokoh, percantik dan kita hancurkan kemudian.
Rasa adalah timbangan pertama, bukan yang lain. Ia adalah penentu segalanya, fakta hanyalah alasan subjektif yang muncul ketika rasa menginginkannya. Objektifitas hanyalah menandai subjektifitas terinstitusi orang-orang yang menyetujuinya. Tidak ada fakta, objektifitas, ataupun argument dan opini yang bisa menentang rasa yang terkomitmen (gairah).
Gairah menandai manusia itu manusia individu, tanpanya manusia tereduksi dan menghilang. Penyeragaman atau homogenisasi atau ortodoksi adalah kata lain bagi genosida, pertama pemikiran selanjutnya fisik.
Manusia akan lebih berkembang apabila dibiarkan bebas mengekspresikan perasaannya, berikanlah pilihan. Biarkan lah rasa juga menjadi pembatasnya, bukan rasa yang di jelalkan oleh entitas luar, tetapi oleh individu itu sendiri untuk dirinya sendiri. Individu itu unik, dan harus dihadapi secara unik pula.
Individu bersinggungan dengan individu yang lain, beberapa diantaranya manusia. Ali, Papskido atau Sehu hanyalah sebuah nama. Ada atau tidaknya makna temporal dibalik sebuah nama, anggaplah sebuah petualangan yang tanpanya manusia tidak akan bisa bertindak. Nama Antimateri bagi saya berarti antimateri. Tidak ada kata atau kalimat lain yang bisa mewakilinya, tidak panjang tidak pula pendek.
A Student of Ancient (Dark) Arts
cie, mantap! ayo sering2 cegukan ang, biar bermunculan antimateri baru 😀
Aku cegukan tadi baca tulisan kang sehu.. hehe ditunggu tulisan selanjutnya, kang sehu!
Banyak2 minum cegukan mah papskido, ke sembuh..
Ini cegukan yg bikin batal puasa nih, mantap euy,hehe