Horror Vacui dalam Tradisi Seni Islam
Horror vacui adalah sebuah persepsi penyangkalan (atau ketakutan) akan ruang kosong. Asal mulanya dapat dilacak pada pandangan Aristoteles yang habis-habisan
Horror vacui adalah sebuah persepsi penyangkalan (atau ketakutan) akan ruang kosong. Asal mulanya dapat dilacak pada pandangan Aristoteles yang habis-habisan
Terletak di jantung peradaban Asia, sejarah seni Afganistan memiliki katalog memukau. Persinggungannya bukan hanya dengan budaya Islam, tapi juga Buddhisme
Eskpresi seni dalam Islam tidak pernah habis untuk diulas. Kali ini, keindahan lukisan miniatur Islam akan diangkat tanpa berpajang lebar
It is terror and sorrow. It is wonder in wonder. In that world canons cease to exist. – Nasr, tentang
Ibnu Khaldun, dalam Muqaddima (1377)–pada bab berjudul the craft of singing (and music)–mengisahkan keberadaan seorang musisi multitalenta bernama Ziryab yang
Di akhir abad ke-19, terdapat lonjakan permintaan atas lukisan orientalisme, terutama karya seorang pelukis akademia terkemuka, Jean-Léon Gérôme. Gegap gempita
Estetika dalam Islam memiliki rentang yang luas: mulai dari syair, mosaik, hingga arsitektur, dari kaligrafi, tilawah[1], hingga kisah pewayangan[2], dari
Jemaa al-Fna atau Assembly of the Dead merupakan jantung kebudayaan Marrakesh, sebuah kota tua di utara Maroko. Tempat tersebut pada
Ketertarikan saya untuk mengkaji ragam estetika Islam berawal ketika beberapa saat lalu saya dibuat merinding oleh rubaiyat karya Omar Khayyam.