Strindberg (Bagian 2): Modernist-Nihilist
August Strindberg selalu digambarkan sebagai sosok liar, senantiasa memposisikan diri pada dua sisi spektrum bersebrangan: feminist namun kerap dipandang misogynist,
August Strindberg selalu digambarkan sebagai sosok liar, senantiasa memposisikan diri pada dua sisi spektrum bersebrangan: feminist namun kerap dipandang misogynist,
Terdapat tiga negara yang menempati posisi teratas dalam jumlah pemenang nobel kesusastraan, yaitu Perancis, Jerman, dan Swedia (Anderson, 2013). Terlepas
“Peer, you’re lying!”, teriak lantang Aase, ibu dari sang tokoh utama–membuka drama lima babak yang diangkat dari cerita rakyat gubahan
Psychomachia atau ‘pertarungan dalam jiwa’–yang kerap disandingkan dengan impresi karya Edvard Munch–adalah judul sebuah alegori gubahan Prudentius pada kisaran abad
Salome: “Give me the head of Jokanaan” – Oscar Wilde, 1891 Sulit untuk membayangkan Oscar Wilde, pujangga kenamaan nan flamboyan
Modernitas yang saat ini dianggap telah usang, karatan, dan dituding sebagai akar dari banyak permasalahan – ternyata tidak selamanya payah.
“Chaplin, Boudu, Hulot, are the enemies of conformity, they are the awkward squad” Kalimat pembuka di atas dikemukakan oleh Pauline
“The pillow is blameless, the pillowed head is to blame.” – Yukio Mishima, Kantan Mimpi adalah sebuah bangun psikologis sarat makna yang