Musik Tropicalia: Kontra Budaya Rasa Paradisa

Banyak yang dapat dilakukan di Paradisa, seperti misalnya pesta, atau kudeta. Keduanya ternyata terhubung oleh benang merah yang tak disangka-sangka: yaitu musik latin–khusus di Brazil, pesta dan kudeta sama-sama dirayakan melalui ekspresi musik Tropicalia. Sebelum mengurai lebih lanjut tentang Tropicalia, kilas balik kudeta di Brazil tahun 1964 rasanya perlu dipandang selayang. Kala itu, ketika gerak internasional diwarnai perebutan pengaruh dua kubu perang dingin, Presiden terpilih Brazil, João Goulart, memilih untuk bersandar ke kiri: melalui afiliasi politik dengan lingkaran komunism Soviet dan Cina. Amerika Serikat yang kurang lebih jealous atas kedekatan tersebut, memutuskan untuk membantu usaha kudeta dan menempatkan rejim militer yang dipandang miliki selera yang sama dengan pemerintahan AS. Alhasil, Brazil jatuh ke tangan rezim otoriter yang menihilkan berbagai bentuk rasionalitas bertentangan. Kudeta merupakan strategi politik klasik yang bukan hanya berdampak pada perubahan politik, tapi juga sosial. Pada sisi kedualah ulasan kali ini akan berkisah: tentang gerakan sosial unik, yang oleh Dunn (2000) dinyatakan sebagai: “brutality [in] garden”. Melalui jargon Troplicalia (atau juga dikenal dengan istilah tropicalismo), sebuah kontra-kultur lahir dari kekangan rejim otoritas Brazil. Nampaknya, ungkapan Jim Morrison ada benarnya juga (terlepas dari tujuan iseng atau tidak–tidak jadi soal) bahwa: yang tersisa dari tragedi adalah musik dan puisi. Karena, jujur saja, dalam konteks sejarah sosial, gerakan seni lebih dikenang daripada jasa (atau brutalitas) sebuah rejim. Ulasan kali inipun memiliki nuansa serupa, yaitu untuk merayakan warisan musik yang lahir di jalanan tropis Sao Paolo. Sebutan Tropicalia sendiri melekat pada identitas Brazil yang dikenal dengan surga tropisnya. Dalam pengungkapan ekspresi, Tropicalia tidak terikat gaya ataupun genre. Oleh karenanya beragam varian musik latin ada disana: mulai dari musik tradisi Brazil hingga pengaruh pop dan blues Inggris dan Amerika pun ada pada menunya. Di Brazil sendiri, Tropicalia (sebagai musik dan gerakan) mendapatkan popularitas layaknya Beatles di Inggris sehingga bisa dipastikan panggung pertunjukkan tidak pernah sepi. Dunn (2002) mengungkap sebuah peran penting dari Tropicalia (selain dari fungsi sosialnya sebagai gerakan kotra-budaya), yaitu penghapusan binari: ketika mendengarkan Tropicalia, seseorang dapat melupakan [musik] elit atau popular, national atau internasional, tradisional atau modern. Beberapa penggerak Tropicalia diantaranya adalah: Os Mutantes, Gilberto Gil, Gal Costa dan Caetano Veloso–karya mereka akan ditampilkan pada bagian bawah. Bersama jajaran musisi Brazil lainnya, para tropikalis membangun sebuah narasi tentang “gerakan seni yang tidak tergantung pada massa sebagai agen revolusioner, tapi pada hasrat, frustasi dan emosi yang dibagi bersama oleh masyarakat berbagai kalangan”. Ranciere (2002) menyebutnya distribution of emotion. Sebuah cara yang terbukti cukup efektif untuk membangun kritik pada modernitas rigid yang ditawarkan rejim otoriter. Dengan kata lain, melalui Tropicalia, masyarakat Brazil bangkit melawan opresi rejim otoriter dengan senjata yang paling mematikan: kesadaran (consciousness) yang dikonstruksikan lewat seni. Ketika Tropicalia disandingkan dengan konstruksi kesadaran, maka musik tidak lagi milik (atau dihasilkan semata-mata) oleh sang musisi. Musik latin [Tropicalia] berkelindan dengan banyak hal: dari ideologi hingga alusi budaya. Dalam perkembangannya, Tropicalia sebagai gerakan sosial tidak bertahan lama, bahkan bisa dikatakan hanya seumur jagung. Musababnya adalah ketika hasrat dan emosi dikesampingkan, maka geliat Tropicalia pun ikut sirna. Hal inilah yang terjadi pada tahun 1968 ketika gerakan kontra-kultur Brazil mengubah pendekatan mereka menjadi aktif secara politis (dengan terafiliasi pada Black Panther di Amerika). Namun, walaupun singkat, ketajaman kritik Tropicalia–melalui Manifesto Antropófago–menjadi dasar konstruksi identitas Brazil setelahnya. Ulasan selanjutnya akan mengangkat manifesto tersebut lebih mendalam. Kali ini uraian kita sudahi saja, karena bagaimanapun: musik ada untuk didengar. Selamat menikmati musik paradisa. 

 

Musik Tropicalia: Os Mutantes, Gilberto Gil, Gal Costa dan Caetano Veloso

Os Mutantes – A Minha Menina

Gilberto Gil – Miserere Nobis

Gal Costa – Baby

Caetano Veloso – Tropicália

 

Sumber Gambar: Wikipedia Commons

Sumber Bacaan:
Dunn, C. 2000. Brutality Garden: Tropicalia and the Emergence of Brazilian Counterculture. North Carolina: University North Carolina Press.

Ranciere, J. 2004. The Politics of Aesthetics. Translated by Gabriel Rockhill. New York: Continuum.

Share on:

Leave a Comment