Lukisan Kolonial Meksiko: Gothik dan Baroq di Tenochtitlan

Penelusuran seni lukis Meksiko tidak lengkap apabila melupakan periode Neo-Spanyol (New Spain) yang menghadirkan genre khas dengan istilah Lukisan Kolonial Meksiko. Awal dari malapetaka ini tertangkap pada adegan akhir film Apocalypto (2006) ketika Cortez dan armada ekspedisinya berlabuh di Tabasco pada 1519. Dalam waktu singkat, kebudayaan Aztec terkikis bersama hilangnya ribuan nyawa manusia dan menemui ajalnya dalam helaan nafas penghabisan Chuauhtemoc, raja terakhir Aztec yang mati di tiang gantungan. Sejarah lalu mencatat bagaimana sebuah tragedi kemanusiaan telah menghapus salah satu peradaban tertua manusia–hanya dalam kurun waktu empat tahun. Tanpa bermaksud mereduksi sejarah kolonialisme di Meksiko, tulisan singkat ini hanya akan membahas tentang gairah seni yang lahir, berkembang dan bertahan di tanah sakral leluhur para Indian.

Cortez Leading His Army – Codex Azcatitlan – Wikiart
Codex Ramirez, A Depiction of a Tzompantli, or Skull Rac – Wikiart
History painting of the Spanish Conquest of Tenochtitlan – Wikiart

Secara umum, terdapat tiga periode yang dapat dijadikan kategorisasi seni lukis Meksiko, yaitu: periode kebudayaan kuno mesoamerika, periode kolonial dan periode modern. Mural karya Rivera, Orozco dan Siqueiros yang telah dibahas sebelumnya, merupakan contoh bagaimana seni berkelindan dengan nasionalisme dan rekonstruksi identitas; sedangkan seni pada peradaban mesoamerika akan dibahas selanjutnya. Adapun tulisan ini–yang secara pribadi adalah bagian paling tidak menarik karena merupakan perpanjangan dari pengaruh seni lukis Eropa–akan mengulas tentang karya lukis yang lahir dari gurat kelam penjajahan.

Awal kehadiran pengaruh Eropa di Meksiko tertuang dalam fresco dan gaya arsitektur yang dibawa oleh para biarawan orde Franciscan. Lukisan tradisional Indian perlahan digantikan oleh narasi keagamaan dengan fokus utama para Santa dan Martir. Perubahan tema ini dibarengi dominasi seni gothik[1] pada periode awal kolonial sebagai konsekuensi logis dari difusi budaya asimetris. Di Spanyol, aliran Gothik berkembang di bawah naungan Mazhab Catalan (Catalan School) yang kemudian berkembang pula di Meksiko. Ketika angin berubah searah dengan tiupan pengaruh seni baroq[2] pada abad 16, Meksiko dan wilayah jajahan lainnya pun tidak terkecuali. Terdapat empat nama yang disandingkan dengan pionir Baroq Meksiko: Miguel Cabrera (salah satu pengusung awal casta[3] painting di Meksiko), Juan Correa (seorang Afro-Mexican yang menegaskan kualitas lukisan Meksiko), Cristóbal de Villalpando (dengan karya-karya altar monumental) dan Simón Pereyns (pelukis Flemish yang memperkaya khasanah lukisan Meksiko). Dominasi Eropa juga terasa pada seni Ultrabaroq yang digunakan pada bangun arsitektur: Zacatecas Cathedral adalah salah satu contohnya.

Memasuki abad 18, seni lukis Meksiko mengalami penurunan dalam segi kuantitas dan kualitas. Mungkin alasan inilah yang mendasari didirikannya akademi seni San Carlos di Mexico City pada 1781. Tujuannya tidak lain untuk mendidik para seniman Meksiko agar sesuai dengan standar seni Eropa. Namun, kata “mendidik” merupakan pedang bermata ganda. Seperti halnya gerakan pembebasan di belahan dunia lain, ilmu pengetahuan memberi jalan pada gagasan kemerdekaan. Dalam kasus Meksiko, akademi San Carlos pada akhirnya melahirkan seorang José María Velasco–seorang pelukis lanskap yang menjadi simbol kesadaran identitas geografis Meksiko. Kelak, Velasco menjadi mentor bagi Rivera yang menggali kembali akar kebudayaan mesoamerika sebagai simbol nasionalisme Meksiko.   

Lukisan Kolonial Meksiko: Beberapa Diantaranya 

The Mass of St. Gregory, Diego Huanutzin – Wikiart
Virgen de Guadalupe – Wikiart
Español e India, Miguel Cabrera – Wikiart
La Dolorosa, Cristóbal de Villalpando – Wikiart
The Four Parts of the World, Juan Correa – Wikiart
Mujer del Apocalipsis, Cristóbal de Villalpando – Wikiart
Saint Christopher, Simon Pereyns – Wikiart

Pencarian Identitas – Lukisan Lanskap José María Velasco

Cañada de la Magdalena, Jose Maria Velasco – Wikiart
Flora and Fauna from the Miocene Cenozoic Period., José María Velasco – Wikiart

Kebijakan Gubernur Neo-Spanyol untuk menekan sebisa mungkin gerakan pemberontakan berujung pada penghancuran dan pelarangan seni asli Indian. Alhasil, hampir dapat dipastikan bahwa lukisan Meksiko masa kolonial merupakan upaya genosida budaya dengan mengubur kebudayaan asli dan membelenggu tangan para Tlacuilos–sebutan untuk seniman tradisional Indian. Dalam kondisi demikian ternyata gejolak perlawanan tetap ada, dan dengan bantuan para biarawan, sebuah mural rahasia berhasil dipertahankan selama berabad-abad. Mural tersebut tersembunyi pada dinding gereja Ixmiquilpan yang dibangun pada tahun 1550 dan baru ditemukan kembali pada tahun 1960. Didedikasikan untuk San Miguel, mural yang terpampang mengisahkan tentang kemenangan kristianitas atas pagan (dalam konteks ini adalah tradisi kuno Indian). Namun, yang menarik adalah gaya lukis dan corak khas Aztec ditemukan dalam mural Ixmiquilpan–sesuatu yang sama sekali dilarang oleh pemerintah Neo-Meksiko. Selama berabad-abad, mural tersebut disembunyikan dalam cat kuning pekat yang melapisi dinding gereja. Terlepas dari tujuan para biarawan yang mengamini kembali para Tlacuilos, mural Ixmiquilpan adalah karya langka yang menjadi jembatan dua dunia yang terputus oleh hasrat kuasa dan keserakahan.  

Mural (Rahasia) Ixmiquilpan    

Mural Ixmiquilpan, Jaguar Batle – Wikiart
Mural Ixmiquilpan, Depicting Eagle – Wikiart

Sumber Bacaan:
Toussaint, M. 1967. Colonial Art in Mexico. (ed. Elizabeth Wilder Weismann). Austin: University of Texas Press.
Smith, B. 1968. Mexico: A History in Art. New York: Doubleday.

Keterangan:
[1] Merupakan sebutan konotatif atas seni rendahan yang jauh dari standar seni klasik renaissance.
[2] Berasal dari kata latin ‘baroco’ yang berarti kompleks dan jauh dari kesan sederhana, mengambil inspirasi dari beragam akar budaya, termasuk menghidupkan kembali kejayaan seni klasik. Seni ini digaungkan gereja Katolik sebagai bentuk perlawanan atas seni simplisitas Protestan (walaupun terdapat aliran Baroq Lutheran yang juga berkembang di Eropa)
[3] Casta menurut sejarawan mengacu pada kategorisasi berdasarkan keturunan campuran

Share on:

Leave a Comment