Escaping Sounds berkutat dengan musik-musik eskapisme yang dirasa lebih menarik atau berseberangan dengan karya/kontribusi utama sang musisi
Nama John Cale senantiasa lekat dengan sisi avant-garde The Velvet Underground (VU)–salah satu band paling berpengaruh dalam perkembangan musik rock. Sebelum mendirikan VU, Cale yang datang ke New York untuk melanjutkan pendidikan musik klasik, malah asyik berkolaborasi dengan para eksperimentalis seperti John Cage dan La Monte Young. Ketertarikannya pada musik rock berawal dari persinggungannya dengan Lou Reed yang kala itu mengusung rock garage. Circa 1974, lahirlah The Velvet Underground, sebuah band yang menggabungkan persona artis BDSM dengan intelektualitas subversif ala William S. Burroughs. Namun, bahkan band yang digadang-gadang sebagai pionir art-rock tersebut, tidak dapat membendung sisi eksperimentalis Cale. Setelah pertarungan ego yang semakin memanas dengan Lou Reed, Cale keluar (atau lebih tepatnya, dikeluarkan dengan suara bulat) dari VU dan memulai bentang karirnya sendiri. Dengan kata lain, Cale keluar dari VU untuk menyalurkan Avant-urged-nya.
Cale hengkang dari VU pada 1968, dan tidak perlu waktu lama baginya untuk kembali bersentuhan dengan eksperimentalisme musik; dan menjadi produser adalah cara yang dipilih Cale. Empat album garapan Cale menjadi icon tersendiri: Marble Index (1968) karya Nico adalah pembuka jalan bagi kelahiran Goth Rock, Bryter Layter (1971) karya Nick Drake adalah folk melodius yang tidak terlupakan, sedangkan debut album The Stooges (The Stooges, self-titled, 1969), serta Horses (1975) karya Patti Smith, adalah dua album punk berpengaruh yang membuka jalan bagi eksplorasi post-punk, new wave, hingga grunge.
Namun, kiprah ekperimentalis John Cale tidak berakhir pada posisi di balik layar. Pada akhir 1970an, Cale menggebrak panggung-panggung punk underground di New York dan London melalui jajaran solo karirnya. Satu hal yang pasti: Cale tidak memainkan punk arus utama. Alih-alih, Ia membawa art-rock dan gairah avant-garde ke tengah punkster yang ‘sedang tinggi-tingginya’, memainkan musik drone, bereksperimen dengan gitar, biola, atau alat musik apapun yang ia temui saat dipanggung, hingga aksi memotong kepala ayam hanya untuk melihat reaksi apa akan yang diberikan penonton. Jika melihat kebelakang, sikap inilah yang memaksa Cale keluar dari VU. Dan melalui karir solo, baik sebagai musisi ataupun produser, Cale menemukan cara untuk menuangkan kebebasan bermusik, tanpa perlu kompromi.
Yang kemudian menarik adalah: Cale memilih untuk mengawali solo karirnya dengan album yang sangat anti-eksperimen. Ia meluncurkan Vintage Violence (1970) di bawah label Columbia dengan produser Lewis Merenstein. Cale–dan siapapun yang mengikuti karir musiknya tahu–bisa saja memproduseri albumnya sendiri, namun Ia dengan sengaja meminta Merenstein untuk ‘mengajari’ bagaimana bermain musik rock. Vintage Violence (1970) sukses secara komersial–tidak aneh, karena Merenstein adalah produser dibalik Astral Weeks karya Van Morrison, juga sosok di balik melejitnya The Mamas & the Papas. Vintage Violence menjadi negasi dari musikalitas VU, juga kebalikan dari arah eksperimentalisme Cale kemudian. Sedikit petunjuk diberikan Cale lewat cover album (potret wajah Cale ditutup stocking nilon) dan pernyataan: “You’re not really seeing the personality”.
Alhasil, banyak spekulasi bermunculan: jangan-jangan sang eksperimentalis tengah bereksperimen dengan anti-eksperimen, atau ia tengah berkelakar saja (dengan menamai bandnya Penguin lalu membubarkannya setelah pembuatan album selesai), atau jangan-jangan ia tengah menyindir eks-bandnya, VU, yang mengeluarkan Cale karena memandang gagasannya akan semakin menjauhkan VU dari kesuksesan komersial. Apapun alasannya, satu hal yang patut disyukuri para penikmat musik adalah: Cale kembali menjadi dirinya sendiri pada album-album selanjutnya.
Church of Anthrax (1971) adalah bukti kembalinya Cale ke arah musik eksperimentalis, kali ini melalui kolaborasinya dengan musisi minimalisme, Terry Riley. Ketika repetisi drone bertemu art-rock kasar, hasilnya adalah fusi free jazz sepanjang 33 menit. Album Cale selanjutnya, The Academy In Peril (1972) menjajagi wilayah musik-naratif dengan memasukkan alur cerita dalam liriknya (termasuk kisah Faust, balada King Harry, juga simfoni tentang sang penyair, John Milton). Minimalisme dalam album ini lantas dikembangkan Cale dalam kolaborasinya dengan Brian Eno–figur terkemuka lainnya dalam area musik eksperimentalis–, dua dekade kemudian (tahun 1990) dan menghasilkan karya The Wrong Way Up.
Di antara jajaran karya John Cale, satu album pendek berjudul Animal Justice (1977) menjadi kesukaan pribadi. Album yang dirilis oleh Illegal Records ini menjadi pilihan karena: (1) lagu berjudul Chikenshit adalah salah satu lagu punk paling brutal yang pernah saya dengar (lagu ini digubah Cale sebagai respon atas Croydon Chicken Incident, yang mengabkibatkan dua personel band nya mengundurkan diri karena merasa jijik); (2) lagu lainnya berjudul Hedda Gabler adalah adaptasi musikal-naratif dari karya novelis terkemuka Henrik Ibsen. Dua lagu ini menjadi kombinasi menarik–yang satu kasar dan brutal, yang lain sendu dan melankolis–layaknya berhadapan dengan album berkepribadian ganda.
Terlepas dari pandangan dan kesukaan pribadi, karya-karya Cale menempati posisi tersendiri dalam sejarah musik, diantaranya: Paris 1919 (1973), Fear (1974), Slow Dazzle (1975), Honi Soit (1981), Artificial Intelligence (1985), Word for the Dying (1992), dan banyak lagi EP yang dirilis diantaranya. Kejutan hadir ketika Cale berkolaborasi kembali dengan Lou Reed melalui album Song for Drella (1990), sebuah penghormatan untuk Andy Warhol yang meninggal tiga tahun sebelumnya. Album ini menjadi semacam rekonsiliasi artistik antara dua musisi legendaris yang berbeda pandangan. Dalam sejarah industri musik sendiri, nama Lou Reed kerap disandingkan dengan David Bowie dan Iggy Pop (baca: the sacred triangle of modern rock music), sedangkan John Cale berada pada lingkaran lain besama Brian Eno dan David Byrne (a.k.a the renaissance men, para musisi pembaharu). Ketika Reed, Bowie dan Iggy mengubah vision (sisi eksplisit dari industri musik), maka Cale, Eno dan Byrne mengubah sound (sisi implisit dari industri musik). Keduanya, tentu, memiliki daya pikat tersendiri; hanya saja, para pembaharu ini lebih misterius dengan karya-karya enigmatik yang membius. Dan karya-karya Cale adalah satu diantaranya.
Church of Anthrax (1971) – John Cale dan Terry Riley
King Harry (1972) – John Cale
Chikenshit (1977) – John Cale
Spinning Around (1990) – John Cale dan Brian Eno
Sumber Gambar: John Cale, 1975, via indeepmusicarchive.net
kontak via editor@antimateri.com