All The Madmen: kegilaan milik semua orang

(interpretasi bebas lirik lagu All the Madmen, David Bowie)

Jika bertanya kepada seorang psikolog, maka definisi yang didapat dari kegilaan (Insanity) kira-kira sebagai berikut “Penyakit mental akut dimana seseorang tidak dapat membedakan fantasi dengan realitas, disertai ketidakmampuan seseorang melakukan kegiatan berhubungan dengan kondisi mentalnya, atau melakukan perilaku impulsif yang tidak terkontrol”. Tapi kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menentukan batasan fantasi dengan realitas? Bagaimana jika ketidakmampuan yang dilihat dari seseorang – katakanlah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan hubungan sosial – adalah keputusan mandiri yang diambil individu itu sendiri? Lalu jika seseorang melakukan sebuah tindakan impulsif dengan kesadaran penuh dimasukkan kategori Gila?. Kira-kira pertanyaan-pertanyaan di atas lah yang muncul ketika dihadapkan dengan sebuah wacana kegilaan. Jauh dari tujuan sok kritis atau melakukan sebuah penggalian psikologis, pertanyaan di atas akan saya biarkan terbuka karena memang bukan itu tujuan dari tulisan ini.

Terlepas dari kekakuan definisi, ada cara yang sangat baik untuk menikmati kegilaan. David Bowie tahu caranya. Dia dengan senang hati dibawa ke sisi lain dari kota untuk di isolasi di sebuah tempat bercat abu-abu dingin. Dia menikmati kegilaan, menurutnya orang gila mendapatkan hak khusus yang tidak dimiliki orang-orang waras, diantaranya berjalan di antara bintang (sementara orang waras hanya bisa melihat dari bawah), berlarian, berteriak dan bebas menyakiti diri sendiri (tanpa dihantui rasa bersalah yang selalu datang kemudian). Dia tidak mau keluar, di sel abu-abunya dia bisa berbahagia, terlepas dari kebebasan menyedihkan yang hanya memberi orang-orang waras tampang-tampang kebinasaan. Di dalam sini tidak ada beban. Di dalam sini tidak ada kenyataan yang membuatmu bisa terpelanting jatuh kebawah setelah menari-nari di atas awan. Di dalam sini, selamanya melayang bebas.

Bagian terkuat dari lagu ini muncul dalam bentuk bisikan:
Where can the horizon lie
When a nation hides
Its organic minds
In a cellar…dark and grim
They must be very dim

Sebuah imajinasi yang kuat yang menyatakan bahwa kegilaan setiap orang terletak dalam pikiran organiknya, bersembunyi di atap-atap rumah, dimana semua tertutup rapat dalam selubung kegelapan.

Dalam lagu ini secara gamblang Bowie meresapi kegilaan, melalui lirik “For I’m quite content, They’re all as sane as me” dia mengkonfrontir kemapanan diri dengan kewarasan seseorang. Memunculkan pertanyaan (setidaknya dalam pikiran saya) apakah kewarasan adalah salah satu indikator kemapanan?. Lalu, di akhir Bowie melakukan repetisi “Zane, Zane, Zane Ouvre le Chien” yang arti harfiahnya “open your dog” dia memainkan imajinasinya yang kira-kira pesannya: ada kegilaan di (otak) setiap orang.

Dari awal lirik hingga akhir, lagu ini menyajikan sebuah kemiringan luar biasa yang bisa disajikan oleh seorang artist, karena nampaknya Bowie menyadari hal ini, bahwa kegilaan lah yang membuat seseorang artist mampu menghasilkan sebuah karya yang baik. Maka untuk menghasilkan karya yang luar biasa, dibutuhkan kegilaan yang juga luar biasa – dalam kasus Bowie, dia berhasil menjadi gila dalam ritme yang sangat elegan (baca: “Bagaimana menjadi gila a la Bowie”).

Lagu All the Madman sendiri adalah lagu David Bowie untuk saudaranya yang bernama Terry, seorang pengidap schizophrenic yang di rawat di rumah sakit jiwa bernama Cane Hill. Terry kemudian melakukan bunuh diri pada tahun 1985 beberapa tahun setelah keluar dari rumah sakit jiwa tersebut dengan meletakkan kepalanya di sebuah rel kereta antara Littlehampton dan Sussex. Atas kejadian yang menimpa saudaranya ini, Bowie seakan-akan dihantui oleh kegilaan yang kemungkinan ada dalam genetik keluarganya, sehingga selain dalam lagu ini, tema-tema kegilaan – atau kebiasaannya mendobrak normalitas – seringkali muncul, bahkan menjadi sebuah simbol persona yang (selalu) hadir album-album selanjutnya. Untuk hal satu ini Bowie memang jagonya, seorang master dalam kegilaan organik.

Share on:

2 thoughts on “All The Madmen: kegilaan milik semua orang”

Leave a Comment