
Saragossa di Depan Mata (atau Nalar Kami Terlampau Berang untuk Menulis Esai Panjang)
‘Kau tahu apa yang mereka lakukan di Saragossa? Mereka membaringkan orang-orang di jalan dan melindas mereka dengan truk. Seorang deserter
‘Kau tahu apa yang mereka lakukan di Saragossa? Mereka membaringkan orang-orang di jalan dan melindas mereka dengan truk. Seorang deserter
Ternyata nalar manusia tidak kemana-mana. Sebagai contoh, essay berjudul Civil Disobedience (Ketidakpatuhan Sipil)[1] yang ditulis Henry David Thoreau pada 1849,
“What do you mean by the snail?” “The snail is progress.”“What’s progress?”“Being a little quicker than the snail”(Gunter Grass, From
Ketika Lu Hsun memutuskan untuk menerima tawaran menulis pada sebuah majalah kebudayaan bertajuk New Youth (Xīn Qīngnián), maka badai mulai
Sekalipun mulut disumpal, tangan diborgol, membaca dilarang, makanan diracuni, hingga tidur pun kerap dirongrong sipir, tak menjadi kendala bagi Mumia
Buku berjudul Culture, Identity, and Politics (diterbitkan 1987 oleh Cambridge University Press) berisi rangkuman dongeng politik karya Ernest Gellner. Kenapa
Terdapat dua cara yang sering digunakan para penulis untuk menggambarkan kematian: brutal penuh agoni atau ringan membebaskan. Cara pertama kita