Pada tahun 1963 terdapat sebuah kasus unik di meja FBI, yaitu penyelidikan tentang sebuah lagu yang mungkin adalah lagu terkotor di era 60an. Lagu tersebut berjudul Louie Louie dan tuntutan atas penggunaan lirik tidak senonoh ditujukan pada band amatir asal Portland, The Kingsmen. Kata “amatir” adalah kunci bagi kasus ini–karena segala keributan bermuasal dari sana.
Anwen Crawford (2015) dalam the New Yorker menyebutkan, jika saja Jack Ely (vokalis seumur jagung The Kingsmen), berdiri lebih dekat ke microphone saat rekaman, maka sejarah Louie Louie akan menjadi lain. Namun, dengan modal 50 dollar, kualitas rekaman yang mereka dapat hanya sekedarnya saja (Ely bernyanyi pada microphone gantung dengan personil band lain memainkan instrumen di sekelilingnya).
Hasilnya adalah suara rekaman kasar dan lirik yang tidak jelas. Ditambah distribusi yang payah oleh Jerden (label rekaman indipenden yang beroperasi awal 1960an hingga gulung tikar tahun 1971), menjadikan Louie Louie versi The Kingsmen semakin menjauh dari tangga lagu Billboard. Sampai pada suatu hari, Arnie Ginsburg, seorang DJ asal Boston memutar single The Kingsmen dalam acaranya yang berjudul “Worst Record of the Week”.
Dari judulnya saja sudah dapat dipastikan acara ini bukan acara apresiasi lagu. Setelah memutar Louie Louie versi The Kingsmen, Ginsburg menyebut lirik mereka sebagai dungu dan tidak senonoh (a musical joke, pure garbage, obscene and the dumbest song ever written) (Predoehl, 1996).
Dampak dari acara tersebut tidak main-main, karena tidak lama kemudian terdapat beberapa orang tua (yang entah kenapa mendengarkan acara tersebut) membuat surat keluhan pada Gubernur Indiana untuk melarang pemutaran Louie Louie di seantero negara bagian. Pemerintah Negara bagian Indiana menyetujui permintaan tersebut dan secara resmi Louie Louie diajukan sebagai kasus di bawah yurisdiksi FBI dengan tudingan “obscene lyrics”. Namun, siapapun tahu bahwa bentuk pelarangan adalah promosi gratis paling efektif.
Di luar Indiana, penjualan single Louie Louie versi the Kingsmen meningkat tajam. Hal ini berbanding terbalik dengan Louie Louie versi Paul Revere & the Raiders (dirilis dalam waktu berdekatan dengan versi kontroversial The Kingsmen), namun kurang mendapat perhatian walaupun memiliki kualitas rekaman lebih baik. Penyelidikan FBI jatuh pada kesimpulan: bahwa lirik Louie Louie sama sekali tidak dapat dipahami, namun memang terdapat penggunaan kata tidak senonoh didalamnya. Usut punya usut, “kata tidak senonoh” yang dimaksud adalah teriakan “fuck” dari Lynn Easton ketika pemukul drumnya jatuh saat sesi rekaman berlangsung (bisa didengar, jika benar-benar mendengarkan, pada durasi 0:54).
Insiden ini, yang merupakan gabungan dari unsur ketidaksengajaan dan paranioa masyarakat, menjadikan lagu Louie Louie sebagai ikon tersendiri dalam indutri musik. Sejak penjualan hak cipta oleh Richard Berry seharga 750 dollar pada Flips Records di tahun 1959 – kini Louie Louie menjelma menjadi aset jutaan dollar. Mengacu pada fakta bahwa Louie Louie kerap dijadikan referensi oleh berbagai musisi, lagu ini lalu dinobatkan sebagai “the missing link” antara rock n’ roll era 1950an dengan hard rock di era 1960an. Entah berapa ratus cover telah dibuat berdasarkan versi asli milik Berry, dan ketenarannya pun bertambah dengan diselenggarakannya perayaan Louie Louie International Day setiap 11 April. Menurut Richard Berry, sang empunya lagu, keabadian Louie Louie berasal dari aliran gairah musik Amerika Latin didalamnya yang terlahir ketika Berry terkesima pada El Loco Cha Cha karya musisi asal Kuba, René Touzet.
Adapun untuk lirik, Berry mengambil inspirasi dari kisah seorang pelaut Jamaika yang kembali pulang untuk menemui kekasihnya: Three nights and days I sailed the sea. Me think of girl constantly. On the ship, I dream she there. I smell the rose in her hair. Tentu tidak ada yang salah dengan liriknya, dan cerita miring tentang Louie Louie pun lantas hilang ditelan karisma Louie Louie yang hingga kini masih diputar dan dimainkan ulang.
Lagu Ikonik Louie Louie
(Louie Louie, Richard Berry)
(Louie Louie, The Kingsmen’ Version)
(Louie Louie, Toots & Maytals’ Version)
(Louie Louie, Iggy Pop’ Version)
Sumber:
Crawford, A. (2015). Is This the Dirtiest Song of the Sixties? The New Yorker
Predoehl, E. (1996). A Short History of the song Louie Louie. The Louie Report
kontak via editor@antimateri.com