
Saragossa di Depan Mata (atau Nalar Kami Terlampau Berang untuk Menulis Esai Panjang)
‘Kau tahu apa yang mereka lakukan di Saragossa? Mereka membaringkan orang-orang di jalan dan melindas mereka dengan truk. Seorang deserter
‘Kau tahu apa yang mereka lakukan di Saragossa? Mereka membaringkan orang-orang di jalan dan melindas mereka dengan truk. Seorang deserter
Ternyata nalar manusia tidak kemana-mana. Sebagai contoh, essay berjudul Civil Disobedience (Ketidakpatuhan Sipil)[1] yang ditulis Henry David Thoreau pada 1849,
“What do you mean by the snail?” “The snail is progress.”“What’s progress?”“Being a little quicker than the snail”(Gunter Grass, From
Esai ini dipresentasikan pada Festival Kampung Kota 3 (Bandung, 21 Juli 2023) Apa yang terlintas di benak ketika melihat poster penggusuran?Ada
Terdapat kecenderungan aneh belakangan ini di masyarakat Indonesia – tapi tidak aneh juga sih sebenarnya, karena sejarah merupakan pengulangan –
(*Puisi bisu: puisi yang tidak menjelaskan dirinya secara gamblang; puisi yang kurang mampu dipahami pembaca) Rumah-rumah Muumbi I dinding rumah-rumah
Oxymoron adalah sebuah kata populer yang jarang dipahami maknanya – kata ini seringkali dieksploitir ketika seseorang membutuhkan istilah canggih dengan
Tulisan ini pada dasarnya merupakan sebuah resistensi – atau lebih tepatnya eskapisme – dari kungkungan kegilaan yang semakin menjadi-jadi menjelang
Sebuah bangsa memilih tragedinya sendiri, merupakan kalimat pengantar dalam memahami bagaimana kita – bangsa Indonesia – memberi perhatian lebih pada
Sebuah negara yang menyatakan diri “demokrasi” harus memetakan ulang politiknya, setidaknya dalam kurun lima tahun sekali. Pemetaan tersebut dilakukan secara