

Saragossa di Depan Mata (atau Nalar Kami Terlampau Berang untuk Menulis Esai Panjang)
‘Kau tahu apa yang mereka lakukan di Saragossa? Mereka membaringkan orang-orang di jalan dan melindas mereka dengan truk. Seorang deserter
‘Kau tahu apa yang mereka lakukan di Saragossa? Mereka membaringkan orang-orang di jalan dan melindas mereka dengan truk. Seorang deserter
Musik merupakan sebuah institusi sosial–dan sebagaimana institusi pada umumnya, selalu ada aturan, pakem, stuktur, juga fungsi yang melekat. Sialnya, karena
Gambar Muka: A portrait of Ayatollah Ruhollah Khomeini faces works by the late artist Francis Bacon (Atta Kanare/Getty Images via
Terdapat sebuah cerita menarik yang saya dapat ketika tengah bertugas mencari data lapangan di tengah konflik sipil Myanmar–yaitu cerita tentang
Segelintir pertanyaan yang sebetulnya tidak tajam-tajam amat tapi cukup menggelitik untuk dilemparkan, saya hadirkan sebagai pembuka untuk tulisan ringan kali
Ternyata nalar manusia tidak kemana-mana. Sebagai contoh, essay berjudul Civil Disobedience (Ketidakpatuhan Sipil)[1] yang ditulis Henry David Thoreau pada 1849,
“What do you mean by the snail?” “The snail is progress.”“What’s progress?”“Being a little quicker than the snail”(Gunter Grass, From
Outro Posisi Diego Velázquez sebagai pelopor gaya Baroq Spanyol sekaligus pelukis istana–memberikan gambaran tentang pentingnya peran Velázquez sebagai pilar kebudayaan
Ulasan kali ini membahas tentang lukisan terkenal Diego Velazquez bertajuk Retrato de Juan de Pareja (Portrait of Juan de Pareja).
Nama Diego Velázquez erat kaitannya dengan kehidupan istana. Tentu saja, mengingat posisi Velazquez sebagai pelukis utama kerajaan Spanyol di bawah