The Last Word on First Blues
Album bertajuk The Last Word on First Blues (Omnivore, 2016) merupakan rilis ulang dari salah satu artifak musik modern karya
Album bertajuk The Last Word on First Blues (Omnivore, 2016) merupakan rilis ulang dari salah satu artifak musik modern karya
Sebagai seorang dosen yang kurang kerjaan, sesi tanya jawab biasanya saya perpanjang selepas kelas usai. Harus saya akui bahwa terkadang
Kamis lalu sebungkus paket tiba, isinya tiga buah buku, tapi hanya satu yang membuat hati berdegup. Buku itu berjudul “Tifa
“Oh! I thought you had learned to use the darkness.” Said Don Juan. “What can you use it for?” I
Terdapat seorang penulis, yang bagi saya, karyanya mampu memporak-porandakan imajinasi layaknya badai dalam secangkir teh. Penulis tersebut adalah Marcel Proust,
Terasa ada yang ganjil ketika menelusuri scene punk New York di akhir tahun 1970an – disana tentu kita menemukan chaos:
Jean-Louis: Mathematical hope. Potential gain divided by probability. With your hypothesis, though the probability is slight, the possible gain is
Modernitas yang saat ini dianggap telah usang, karatan, dan dituding sebagai akar dari banyak permasalahan – ternyata tidak selamanya payah.
Saya sama sekali bukan penulis yang baik, karena jika mengacu pada aturan tulis-menulis, seseorang dikatakan berhasil apabila ia mampu menaklukan
Biasanya, jika sebuah grup musik atau seorang musisi memproklamirkan diri sebagai sesuatu – misal: sebagai band paling “nge-punk” sejagat raya,