Andres Segovia: Permainan Gitar Musik Klasik Spanyol

The song of the piano is a discourse. The song of the cello is an elegy.
The song of the Guitar is a song.
(Eugenio d’Ors – La Cancion de la Guitarra)

Satu tahun setelah kematian pembuat gitar modern pertama Antonio de Torres Jurado (1892), seorang anak lahir di Linares, sebuah kota kecil di Andalusia, Spanyol[1]. Andres Segovia Torres (1893–1987), sering disebut sebagai orang yang berjasa besar dalam mengangkat gitar dari termpatnya yang cenderung folklorist ke “concert halls.” Sejak konser pertama di “Círculo Artístico” Granada 1910, dari umur 16 tahun sampai beberapa bulan menjelang kematiannya di umur 94 tahun, semangat, keteguhan dan pengabdian dalam menancapkan pengaruh gitar dalam concert halls yang ia lakukan selama 80 tahun telah mampu menggerakkan dan membuat gelombang bagi para pencinta gitar klasik di seluruh dunia tersenyum bangga dan kagum. Satu hari setelah konser tersebutlah muncul niat Segovia menjadi nabi bagi gitar klasik. Selama hidupnya, gitar musik klasik Segovia melakukan lebih dari 5000 konser dan setidaknya 75 rekaman telah ia lakukan di seluruh dunia, dari Spanyol ke Amerika Serikat, Amerika Latin, Afrika, Islandia, Moskow, sepanjang jalur Trans-Siberia, China, Jepang, Filipina dan Indonesia (Dutch East Indies) sampai Australia dan New Zealand. Saking seringnya ia berpindah, ketika bangun tidur, ia kadang mengatakan tidak tahu di bagian dunia mana dia menjejak.

Jan Vermeer van Delft - 1672
gitar baroque

Pada mulanya banyak yang meragukan kemampuan gitar–dan pemain gitar–dalam menerjemahkan berbagai komposisi musik rumit kedalam penampilan yang bisa dianggap layak. Rangkaian tur Spanyol setelah konser pertamanya di Granada, di berbagai kota seperti Andalusia, Huelva, Cádiz dan Jerez, kurang mendapatkan sambutan yang menggembirakan, padahal komposisi yang dibawakannya selain dua karyanya sendiri menampilkan karya diantaranya dari Tárrega (Capricho Arabe, Estudio Brillante, Preludio), Sor (Estudio in B minor), Malats (Serenata), Chopin (Mazurka), dan Albéniz (Granada). Ada yang tertidur, ada yang membaca koran, bahkan hanya enam atau tujuh orang yang mendengarkan namun dengan memperlihatkan muka nyinyir dan sebagian yang lain acuh tak acuh. Penulis tidak mengetahui penyebab respon negatif tersebut, apakah kemampuan Segovia dikala itu yang kurang mumpuni, penyimak yang tidak mengerti atau belum terbiasa mendengarnya melalui gitar, ataukah transkripsinya kurang terartikulasi dengan baik, namun menurut pengakuan Segovia sendiri, Ia memerlukan waktu selama 20 tahun untuk menyempurnakan teknik bermain gitar yang menurutnya baik.

Untuk mewujudkan impiannya menjadi Apostle of the guitar ia berpindah dari Granada ke Madrid[2] untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik bagi para artist untuk mengasah kemampuannya. Sesampainya di Madrid betapa kecewanya dia ketika mendapatkan kenyataan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa mengajarkan teknik gitar di konservatori musik setempat. Sebagai self-taught artist Segovia dalam nada bercanda mengatakan bahwa Ia dan gurunya tidak pernah tidak sepakat dengan apa yang dilakukan terhadap gitarnya.

Andres Segovia: Nabi Gitar Musik Klasik Spanyol

Forms datang dan pergi, usaha positif pasti akan menghasilkan hasil yang positif. Saya tahu kalimat tadi seperti kata-kata BS yang datang dari mulut Mario Teguh atau di seminar-seminar kepemimpinan, tetapi itulah yang terlintas dari benak saya ketika menelusuri perjalanan hidup Segovia. Perjalanan musik Segovia bisa dikatakan sulit dan tidaklah dimulai dari gitar, sebelumnya ia telah belajar piano, cello dan violin. Keinginan orang tuanya yang meninginkan anaknya menjadi pengacara semakin memepersulit usahanya, sempat ayahnya menghancurkan dua gitar miliknya, namun kecintaannya terhadap instrumen ini yang muncul setelah mendengarkan Gabriel Ruiz de Almadóvar memainkan transkripsinya dari karya Tárrega di gitar tidak pernah punah sampai akhir hayatnya.

Segovia mengatakan “jika saya memilih instrumen lain, violin atau piano, Saya akan menganggap hidup saya manja. Saya mengatakan yang sebenarnya, Saya percaya secara objektif[3] bahwa gitar merupakan instrumen paling indah yang pernah manusia ciptakan.” Ia melanjutkan “Hidupku merupakan garis yang terus meningkat, lambat tetapi terus meningkat. Semuanya berhasil, namun untuk itu diperlukan keteguhan dan tidak tergoda oleh panggilan yang lain”

Segovia sering menyebut gitar sebagai mini orkestra berkemampuan besar. gitar sebagai salah satu instrumen poliphonic yang cukup rumit, memerlukan pemahaman gitar yang baik untuk bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang ia maksud diantaranya berbagai color dan timbre yang bisa dihasilkan gitar, melalui kombinasi permainan ujung kulit jari, dan kuku di posisi pitch tinggi maupun rendah. Gitar yang sebenarnya sangat populer di Spanyol, menurut Segovia terlalu sering dikotori oleh tangan para pemain flamenco yang “kotor” yang tidak mengindahkan mati hidupnya nada musik[4]. Cara bermain gitar melalui strumming ia katakan sebagai terlalu bising (turmoil) dan merusak nada flamenco tradisional yang menurutnya sangat indah. Selain itu misi lain di awal karirnya adalah menciptakan atau memberi jalan bagi para komposer dan pemain gitar untuk menghasilkan repertoire gitar yang baik, menurutnya sedikit sekali ketersediaan repertoire yang ada dipasaran, hanya Fernando Sor (1778-1839), Mauro Giuliani (1781-1829) dan Ferdinando Carulli (1770-1841) yang tersedia di pasaran dan dalam kondisi yang baik. Ada lingkaran setan yang menyelimuti gitar di awal abad ke 20, komposer enggan menghasilkan repertoire bagi gitar karena para gitaris kurang mumpuni, dan para gitaris tidak bisa berlatih dengan baik karena sedikit sekali repertoire yang tersedia.

Pengembangan teknik baru yang dipakai Segovia bersama Miguel Llobet memisahkan diri dari aliran sebelumnya–generasi Sor sampai Tárrega. Tárrega dan pemain gitar pada umumnya dikala itu hanya menggunakan kulit dari 3 jari yaitu jempol (pulgar), telunjuk (indice), dan jari tengah (medio). Keduanya mempopulerkan teknik baru yang menambahkan (jari manis) annular dengan kombinasi kulit ujung jari dan kuku. Bukunya “Diatonik Major and Minor Scales” Segovia sedikit menyalahkan para pendahulunya yang tidak memberikan pengajaran metodik yang gradual dalam sistem pedagogi gitar. Ia mengatakan para komposer seperti Sor, Aguado dan Tárrega yang terlalu memusatkan perhatian pada repertoire yang unggulan untuk gitar tanpa mengasah kemampuan dasar dari para pemain gitar dari tingkat pemula sampai mahir. Aguado salah satu yang mencoba mengatasi masalah itu, namun menurutnya sistem aguado hanya memberikan kompilasi studi (etude) yang tidak diiringi dengan logika progresif dan hanya berguna bagi para pelajar yang telah lebih dulu mahir[5]. Menurutnya praktek latihan skala (scales) lebih berguna untuk meningkatkan kekuatan jari dan mempersiapkan otot dalam pembelajaran kecepatan tangan di tingkat selanjutnya.

Komposisi untuk gitar memang telah ada sejak zaman Renaissance. Luis de Milan (1536), Luis de Narváez (1538), dan Alonso Mudarra (1546) telah menghasilkan berbagai repertoire yang indah namun bisa dibilang bahwa mereka bisa dikatakan bukanlah komposer papan atas dunia apabila dibandingkan dengan nama-nama seperti Vivaldi dan Bach,[6] diperlukan transkripsi repertoire dari instrumen asli ke dalam gitar modern. Segovia kemudian menyurati para komposer unggulan dimasanya untuk ikut menghasilkan karya komposisi gitar. Mulai saat itulah banyak sekali komposer[7] yang mengirimkan karyanya dan bahkan beberapa diantarnya didedikasikan untuk Segovia. Dimulai dari Federico Moreno Torroba[8] (Spanyol), Federico Mompou (Spanyol), Alexandre Tansman (Perancis), Heitor Villa Lobos[9] (Brazil), Mario Castelnuovo-Tedesco (Italia), John W. Duarte[10] (Inggris), Joaquin Rodrigo[11] (Spanyol), sampai ke Manuel Ponce[12] (Mexico).

Ada semacam kiasan (?) yang mengatakan bahwa jika anda secara rutin meloncat-loncat ke atas, akhirnya anda akan sampai ke bulan. Indah memang, tapi tak mungkin tanpa bantuan[13]. Ada yang menggunakan burok, ada Apollo, dan Segovia memilih gitar Ramirez dan Hauser untuk menggapai bulannya. Ramirez yang kala itu kalah pamor dengan gitar Torres dikunjungi oleh Segovia muda[14] yang berniat meminjam gitar di salah satu konsernya. Segovia datang dengan berpakaian rapih dan parlente seperti seorang artista, sesuatu yang jarang dilakukan oleh gitaris dikala itu[15]. Ramirez yang ketika itu berada di tempat sempat menertawakan kostum segovia tersebut, namun setelah mendengarkan permainan gitar segovia[16] dan karakteristik gitar yang diinginkannya pada akhirnya ia mengeluarkan koleksi pribadinya untuk diberikan lepada Segovia secara cuma-cuma.[17] Ramirez pertama ini dipergunakannya selama 30 tahun. Ketika melakukan konser di Jerman tahun 1926, ia bertemu selama beberapa jam dengan, seorang Luthier, Hermann Hauser, yang menjanjikannya gitar. Proyek gitar Hauser yang bolak-balik mengirimkan gitar dengan Segovia akhirnya rampung dalam waktu 12 tahun, dan dipergunakan oleh Segovia selama konsernya di Amerika[18]. Selain gitar dari dua luthier itu, Segovia juga membantu pembuatan gitar pabrik Yamaha yang diberi kode GC71.

Federico Moreno Torroba pernah mengatakan bahwa Andrés Segovia adalah penterjemah musik yang paling mempesona baginya. Segovia memberikan warna gitarnya dengan permainan yang cenderung Spanyol, Modern-Romantis, menekankan pada free-flowing rubato, dan berupaya tidak terjebak badai musik yang terlalu mekanistis[19]. Para pendengar Segovia selalu dibawa menerawang kedalam alam impian atau bayangan kabur dari jiwa seorang manusia, mengendap dari belakang memberikan rasa pasrah dan relaksasi total. Gumpalan awan putih mengumpul dan tercerai berai, lengkung pelangi, semburat warna kuning di sore hari, tua dan bijaksana[20].

Penghargaan yang diterima Segovia sangatlah banyak dan bervariasi. Segovia dianggap sebagai figur katalis yang meningkatkan tempat gitar sebagai instrumen konser yang mumpuni dalam mengantarkan, menggugah dan memberikan tingkat interpretasi yang mendalam. Gitar yang sebelumnya  dipandang publik sebagai instrumen yang terbatas, berbunyi nyaring dan hanya bisa dipergunakan untuk musik pelataran terangkat melalui berbagai sumbangan Segovia terhadapnya. Mulai teknik bermain, konsernya diseluruh dunia, perkembangan teknologi instrumen, menarik minat para komposer, ratusan transkripsinya, pengajarannya[21], sistematisasi pedagogi gitar, dan terutama semua orang yang bermain gitar klasik saat ini bisa dibilang berhutang budi padanya[22].

Sumber:
1. wikipedia, warga global.
2. Andrés Segovia at Los Olivos, Christopher Nupen
3. Song of the Guitar, Christopher Nupen.
4. The Segovia Legacy – BBC Radio Music Documentary, Louis de Bernieres dan Craig Ogden.
5. Diatonik Major and Minor Scales, Andrés Segovia.
6. A Tribute to Segovia, Christopher Parkening.
7. Sumber Gambar: bbc

Catatan: [1] Sebelumnya bentuk dan ukuran gitar tidak sebesar yang kita kenal sekarang, gitar sebelum periode Torres ukurannya lebih kecil. Vihuela da mano dan Gitar Baroque yang merupakan pendahulu Gitar Torres Jurado (Modern Guitar) telah dipakai telah populer sejak jaman Renaissance dan Baroque di abad 15-18. Sebagai perbandingan untuk melihat akurasi perbandingan antara gitar barok dan proporsi tubuh bisa dilihat dalam lukisan Vermeer berjudul “Guitar Player”. bahkan menurut kisah israiliat gitar telah dipakai sejak cucu ke-6 dari Adam, bernama Lamech.
[2]dalam perjalanan ia mengobrol dengan penumpang lain, dan setelah mendengar tekadnya menjadi nabi gitar, ia pun di olok-olok “So long, Don Quixote of the Guitar, may the world restore your sanity.”
[3] penggunaan kata objektif yang berupa kiasan, lebih merupakan penekanan pada pernyataan sebelumnya.
[4] sikap Segovia yang keras tersebut sering menimbulkan friksi dengan pemain gitar yang lain seperti dengan Narciso Yepes, dkk. Sering orang yang tidak suka menyebutnya sebagai One Elitist Douche bag. Namun dimasa tuanya akhirnya Yepes mau mendatangi konsernya Segovia.
[5] Sistem pedagogi gitar pada saat ini memang lebih maju daripada yang diajarkan oleh Segovia, namun tanpa usahanya sistem akademik gitar  yang cepat sepertinya tidak akan ada di berbagai sekolah musik di seluruh dunia. Sejak tahun 1970-an berbagai teori baru muncul dalam teknik tangan kanan yang berhubungan dengan produksi suara diantaranya oleh Quine, Duarte, Taylor, Carvelaro, Lee Ryan, Duncan, Byzantine, Glise, Urshalmi.
[6] Luis de Milan, Narvaez dan Mudarra diperuntukan bagi vihuela dan baroque gitar yang memiliki empat sampai 6 pasang senar (double-string), Vivaldi memilih mandolin, sedangkan Bach memilih Lute.
[7] sayang tatanan musik klasik pada awal abad 20 telah memasuki era modern, dimana para komposer avant garde sepertinya menjadi aliran utama dimulai dari Richard Strauss, Schoenberg, dan Stravinsky. Stravinsky kalau tidak salah sempat mengirimkan komposisinya kepada Segovia, namun menolak memainkannya karena terlalu modern. Flamenco aja diaggap turmoil apalagi stravinsky.
[8] Suite Catellana? (sepertinya bukan ini, tapi Sonatina), eh Nocturne ternyata.
[9] Twelve Etudes (Douze études). Ditulis sebelum bertemu Segovia, baru setelah mendengarkan konser Segovia di Mexico, ia mendedikasikannya untuk dia. Sebagian orang mengatakan hanya untuk mendompleng nama Segovia yang terkenal. Segovia sendiri dalam suratnya kepada Ponce menyebut komposisi Villa Lobos sebagai “invalid”, “deathly boring” dan “truly ridiculous”
[10] English Suite Op.31, dihadiahkan untuk perkawinan Segovia dan Emilia Magdalena del Corral Sancho
[11] Fantasía para un gentilhombre (Fantasy for a Gentleman)
[12] Teman dekatnya, sering di bujuk, dirayu bahkan diintimidasi secara halus oleh surat-surat Segovia.
[13] kalimat ini tidak penting sama sekali, haha.
[14] Segovia datang dengan berpakaian rapih dan parlente seperti seorang artista, sesuatu yang jarang dilakukan oleh gitaris dikala itu. Kebiasaan berkumpul dengan para poet yang ada di Spanyol  seperti Garcia Lorca, Machado,  Ramirez yang ketika itu berada di tempat sempat menertawakan kostum segovia tersebut.
[15] Kebiasaan berkumpul dengan para poet yang ada di Spanyol seperti Garcia Lorca, Antonio Machado,dan Juan Ramón Jiménez menularkan kebiasaan berpakaian pada Segovia.
[16] mendengarkan karakteristik permainan gitar sang pemesan biasa dilakukan oleh Luthier untuk mencocokan antara harapan idealisme nada yang diinginkan dengan soundboard gitar yang sesuai.
[17] Don José del Hierro, head professor of advanced violin studies at the Royal Conservatory setelah mendengarkan permainan gitar Segovia ketika berada di Luthier Ramirez mengomentari, “Gue suka gaya loh (memuji temperamen dan teknik),.. sayang skill loh disia-siain buat gitar kecil yang miskin. Indah, mungkin, tapi sepi dan liar; orang sebelum loh udah nyoba jalan itu dan lo ngabisin bakat Tuhan semuanya disitu– kenapa lo gak ganti instrumen aja? loe masi muda; lo bisa terkenal main violin.” Tawaran yang cukup menggiurkan sang professor  ini Segovia tolak dengan menjawab bahwa “Gitar membutuhkanku, Violin tidak”
[18] Setelah menyelesaikan konsernya dan diberi gitar yang baru oleh Hauser, gitar 1938 tersebut diberikan pada temannya Papas, dan akhirnya gitar itu sampai ditangan Charlie Byrd dan dipergunakan dalam beberapa rekamannya.
[19] Hampir seluruh musik popular sekarang seperti rock, pop, jazz dan dance lebih terbiasa menggunakan beat tetap yang teratur.
[20] Saya putuskan paragraf ini berhenti disana saja, memangnya siapa saya, aliyuna?
[21] Segovia selain mengajar di Spanyol, juga mengajarkan gitar di Amerika dan Italia. Beberapa masterclass-nya tersebar di youtube.
[22] Andres Segovia mengatakan ” All over the world I have ‘pupils’ I have never met” Gitaris seperti; John Williams, Alirio Diaz, Oscar Ghiglia, Christopher Parkening merupakan murid-muridnya, bahkan Julian Bream mengaku berhutang budi pada teknik yang diajarkan Segovia.

Share on:

5 thoughts on “Andres Segovia: Permainan Gitar Musik Klasik Spanyol”

  1. eta footnote no. 20 khusus di dedikasiin buat aliyuna pembuat tulisan dengan judul2 wtf. hahaha.. aduh punten tulisannya merusak li, sepi narasi dan awut2an.. hiks..

  2. Aduh Kang Sehu mantap kieu. Kbnran bru kmrenkmren nonton Segovia maenkeun Chaconne. Asli eta gitar teu eleh ku biolana Heifetz 😀

Leave a Comment